Memilih Sepeda pengganti United Nucleus : Wim Cycle Adrenaline Agent, Element AMS Pro, United Patrol 512 atau Polygon Collosus

Posted on 5 January, 2011

43



Kid, seperti kamu tau, Ayah kan jadi hobi sepedahan (lagi). Nah.. setelah beberapa bulan sepedahan pake United Nucleus hardtail, lama-lama merasakan kebutuhan (dan terutama keinginan siih) untuk upgrade sepeda. Sebenarnya, pakai Nucleus ini enak, ringan. Berat frame nya hanya 1,7 kilo tuh. Geometri nya rangka ukuran 17 incinya pun pas banget buatku yang tinggi 169cm dengan inseam entah berapa ini. Untuk manuver dan blasak blusuk di medan cross country di seputaran kota Gorontalo cukup lah. Tapi yaah.. namanya manusia yang ga pernah puas.. lama-lama si Loeny ini (nama si United Nucleus) jadi kurang memuaskan.

"Leony"

 

Hal-hal yang bikin si Nucleus terasa “kurang” :

  1. Hardtail, beberapa kali melibas jalanan rusak, terasa ban belakang agak “lari-lari” karena mental mentul di batuan. Belum lagi pantat yang sakit kalo duduk, dan paha yang pegel karena bekerja keras jadi peredam getaran.
  2. Sokbreker depan keras. Sekarang sokbreker depan pakai RST Gila travel 100mm. Di jalan makadam, getaran tidak bisa diredam sempurna karena kerasnya sokbreker ini, jadinya tangan yang jadi peredam :hammer:. tapi tetep aja, getarannya bisa sampe ke kepala… hiiii..
  3. Rem, sekarang pake tekro IO mekanik (yang pake kabel ituuu), dan pernah saat melibas turunan dikecepatan agak tinggi, nipel rem nya dol saking kerasnya kutarik rem.. untuk ga jatuh… T.T
  4. Groupset, yang dipake adalah Shimano Alivio 8 speed megarange. Tapi FD dan crank nya shimano non series. Di beberapa kondisi “berat”, sering agak susah pindah gigi (shifting) ke gigi yang lebih ringan. Walhasil… terpaksa turun dari sepeda karena ga kuat gowes. hehehe..  Kadang juga saat pedaling di tanjakan, RD belakang sering pindah sesaat (katanya sih namanya ghost shifting), namun akhirnya bisa diatasi dengan melumasi kabel2.

Ada beberapa opsi upgrade sepeda dari hasil konsultasi dan cari referensi di kaskus dan sepedaku. Persyaratan umumnya adalah :

  1. Harus fulsus, dengan shock belakang yang bisa di lock agar lebih efisien di tanjakan.
  2. Shockbreker depan punya travel minimal 120mm, lebih empuk, bisa disetel keras empuknya, dan bisa dilock. Lagi-lagi demi efisiensi pedaling.
  3. Groupset yang mumpuni,
  4. Rem hidrolik, baik itu mineral (shimano) ataupun DOT (avid, dll).

Jadi inilah opsinya :

  1. Upgrade shockbreaker depan. Pilihannya RST Titan Air travel 120mm, atau RockShock Tora U Turn 302 Travel 85-130 yang bisa di lock, di harga 1,5an sampe 2jt an.
  2. Upgrade Groupset ya minimal full alivio. Inginnnya sih deore, dengan teknologi shadow di RD dan hollowtech di crank. Sempet kepikiran pengen punya SRAM dengan promosi actuation ratio 1:1 yang katanya lebih cepat dan smooth. Tapi kok mahal yah? T.T. Pake full Alivio 2011 9 speed seharga 2 jutaan atau Deore 9 speed seharga kira-kira 3,6juta an udah termasuk brakeset hidrolik.
  3. Ganti frame pake United Patrol 512+RockShock Ario seharga 3,9juta.

Waduh.. ternyata ini sama aja dengan beli sepeda baru… T.T. Mahal, dan nanti malah bingung, sisa2 Nucleus mau dikemanain? Dan akhirnya dipertimbangkan untuk membeli sepeda utuh 1 lagi… hehehe…

Pilihan jatuh lagi ke fullbike rakitan United Patrol 512, Polygon Collosus, Element AMS Pro, atau Wim Cycle Adrenaline Agent.

  1. United Patrol 512 rakitan.

    gambar kuambil dari bukalapak.. dan memang sempat dipertimbangkan, silakan klik gambar untuk detailnya

    Hasil browsing menunjukkan, rakitan dengan groupset deore harganya diatas 8,5juta. Itupun ada beberapa part yang seken. Duh belon berani pake yang seken euy. Kalo yang full deore dan 100 % baru, biasa ditawarkan dengan harga diatas 9juta. hiks.. hiks…

  2. Polygon Collosus, setelah tanya-tanya dan browsing, entah kenapa, jadi ga gitu suka sama polygon. Jadi akhirnya kucoret dari daftar.
  3. Element AMS Pro. Sepeda ini ditawarin oleh majuroyal. Emang sempet berpikir serius untuk meminangnya. Groupset Full Deore, Shock belakang RS air RST Element with lock, Fork RST Titan air 120 remote lock. Bener-bener memenuhi harapanku akan sebuah sepeda fullsus. Cumaaa, kang Bayu Wahyudi sang moderator forum sepeda kaskus, menasehati untuk tidak mengambil Element AMS Pro ini, karena asal usul sepeda kurang jelas, bikin susah kalo ada masalah, dan juga belum ada review dari pemakai. Jadi kuurungkan niat beli deh.
  4. Wim Cycle Adrenaline Agent XC 3. Dengan harga sekitar 8,8juta. Banyak yang menilai sepeda ini “terlalu murah”. Groupset XT di mix dengan Deore, Brakeset Hidrolik, Shock depan RockShock Tora SL 100m, dan shock belakang Suntour Raidon Epicon. Muanstab. Cuma ada beberapa masalah : Ketersediaan barang. Susaah sekali cari barangnya. Trus shock depannya masih travel 100, padahal pengennya kan 120mm. Trus pivot belakang masih pake bushing biasa, belum pake sealed bearing seperti pada Collosus ataupun Patrol 512.

Bolak balik tanya ke majuroyal dan kang Bayu, membuatku membulatkan niat : beli Adrenaline Agent aja deh. Kekurangan di sokbreker depan kan gampang. Nanti setelah disiksa abis-abisan dan terasa memang perlu ganti, RockShock Tora SL nya bisa dilengserkan ke Nucleus. Apalagi majuroyal kasi tawaran menggiurkan sampe gorontalo. Namun ternyata nasib berkata lain : Saat niat saya sudah bulat, oom majuroyal bilang kalo adrenaline di gudang Wim Cycle sudah habis dan akan diskontinyu. hiks… hiks..

Saat itu Ayah sedang tugas ke Manado. Jadi disela kerjaan, sama-sama Anggi, iseng maen ke Dunia Sepeda, toko sepeda di daerah Tanjung Batu, Manado. Begitu masuk, mata langsung terpaku pada sesosok sepeda gagah berwarna biru muda metalik : Adrenaline Agent XC 3!! Ngobrol-ngobrol dengan pemilik toko yang baik hati nan ramah : Ko’ Ming, menghasilkan harga yang lebih mahal dari majuroyal. Waduh, itu sih harga yang sama dengan di website T.T Dinego pun tidak menghasilkan apa2. Bingung juga. Barangkali, ini satu-satunya Adrenaline Agent yang tersisa di Indonesia (halah.. lebay). Kalau menunggu kemunculan XC 4 dan XC 5 yang dikabarkan akan muncul tahun 2011, bisa2 uangnya udah abis duluan.

Akhirnya, setelah sholat Jum’at, saya membulatkan hati. Ambil Adrenaline di Ko’ Ming. Apalagi Ko’ Ming dikalangan penggemar sepeda Manado dikenal baik dan tidak hitungan. Ya selisih harga dengan di oom majuroyal itung2 biaya serpis, titip sepeda, dan konsultasi lah… hehehe… Tepat di jari terakhir tahun 2010, pukul 13.30, saya resmi meminang Reyna (nama panggilanku untuk si biru metalik Adrenaline Agent XC 3).

Langkah pertama : setting shockbreker sepeda!

Shockbreaker belakang Suntour Raidon Epicon air bisa diatur kekerasannya, dan disesuaikan dengan berat badan saya 83kg! Standarnya, sag (penurunan shock saat dinaiki) adalah maksimal 20% dari travel shock itu sendiri. Namun ternyata di badan si Raidon Epicon ada tabelnya : Untuk berat badan saya, disarankan tekanan 180-200psi. Jadi saya minta diset ke 200 psi saja dulu.

Shockbreaker depan Rockshock Tora SL juga sama : diset di 200 psi. memang dikomentarin “kekerasan” oleh Ko’ Ming, tapi saya yang terbiasa pake Nucleus + RST Gila merasa settingan dibawah 200 psi terlalu “empuk”.

Langkah kedua : first drive!

Setelah setting kekerasan shock depan dan belakang, juga setting RD FD, saatnya merasakan si Reyna. Impresi pertama :

  • Sadel Keras! WTB Rocket ternyata jauh lebih keras daripada Sadel United empuk yang biasa saya pake.
  • Handling sedikit lebih berat daripada Nucleus. Mungkin ini disebabkan ban kenda nevegal yang berat. Tapi perasaan emang posisi sedikit lebih bungkuk daripada pake Nucleus, padahal sama2 frame 17 inci. Jadinya posisi sadel saya majukan sampe mentok. Lumayan deh ga terlalu bungkuk.
  • Shifting maknyuuus. Ternyata bener yaa.. groupset XT yang 3 kelas diatas Alivio (melewati Deore dan SLX) bener2 kerasa bedanya. Lebih mantap dan krispi. Apalagi fitur 2 way release nya membuat jari telunjuk bisa istirahat : shifting cukup pake jempol!
  • Empuk. Akhirnya bisa merasakan empuknya fulsus yang dirancang bagus. (ga seperti fulsus murah yang pernah saya beli di Luwuk setahun silam). Gejala bobbing bisa dibilang ga terasa. Saat naik turun trotoar pun terasa nyaman dan stabil. Manstab. Memang sih terasa agak terlalu keras. Tapi gapapa lah. Dirasakan di trek ancur aja dulu.

Langkah Ketiga : Adaptasi dengan Onroad Keliling Manado

Hari Sabtu, Ko’ Ming mengabari : Minggu XC di Langowan sama2 MCM (Manado Cycling Mania – Komunitas Sepeda Manado). Jadinya Sabtu ba’da sholat Maghrib, kuputuskan untuk ajak si Reyna keliling Manado.

Dari mess, sepeda kuarahkan ke Kampus Unsrat melewati jalan Bethesda. Mau nyoba tanjakannya euy! Hasilnya, di tanjakan, si reyna terasa ringan walaupun sokbreker depan belakang ga dikunci. Menyusuri jalanan kampus yang sepi dan gelap, saya tergoda untuk meloncati trotoar. Saya ukur jarak, shifting ke gear yang lebih ringan, dan memacu sepeda sambil mengangkat pantat dari sadel… Loncat! Dengan ringan si Reyna melayang. Trotoar terlewati… tapi ternyata.. ada celah diantara 2 beton trotoar… pas ditempat roda depan mendarat… Gedubrak…!!! Terpelanting ke depan dalam posisi tiarap dan Reyna jungkir balik disebelahku. Untung ga ketimpa. Langsung bangun dan mengecek badan. Aman. cuman sedikit lecet di siku kiri dan kanan, plus memar di jempol kaki. Lanjut cek kondisi Reyna. Karena gelap jadi ga keliatan apa2. Kubawa ke lampu jalan terdekat, dan ternyata ada 1 goresan kecil di Rear Derailleur Shimano XT nya.. huaaaa… hiks.. hiks…

Perjalanan dilanjutkan dengan menahan perih. Ke malalayang bayarin hotel teman-teman Ghotic, dan kemudian menyusuri Boulevard Manado sampai ke kawasan Megamas dan foto-foto di Pohon Terang tertinggi. Lanjut ke taman kota depan BNI, dan menyusuri jalan Sam Ratulangi sampe kembali ke mess. Huff.. lumayan cape juga. Kenda Nevegal nya ini lhooo…. T.T

Langkah Keempat : Siksa di trek XC Langowan!


Minggu pagi, saya segera bersiap dan meluncur dengan si Reyna ke Toko Dunia Sepeda nya Ko’Ming. Setelah berkenalan dengan teman2 MCM, akhirnya jam 10.00 wita kami meluncur ke Langowan. Kota di dataran tinggi Minahasa yang berjarak sekitar 50km dari Manado. Digowes? Engga laah. Dinaekin pickup doong. Total 12 sepeda. Cerita lengkapnya akan saya paparkan di lain kesempatan deh.

Reyna saya siksa di trek XC Langowan… Jalan menanjak, turunan makadam, Genangan air dan lumpur sedalam hampir 1 ban, single trek tanah + batu.. jalanan pasir… semua bisa dilalui dengan mulus.. dan terutama NYAMAN…! Baru terasa enaknya pake fulsus nih. Alamat susah balik lagi ke hardtail. Biasanya kerepotan nahan getaran di makadam.. sekarang bisa dilalui dengan muluuuuussss dan nyaman. Ban kenda nevegalnya juga mantap. Di beberapa jalur yang tampak licin, sudah siap2 akan terpeleset, tapi ternyata malah melaju dengan mulus. Shifting juga ga ada masalah. Biar udah belepotan lumpur juga tetep gampang banget shiftingnya. Cuman FD yang kayaknya perlu disetting lagi karena beberapa kali susah pindah ke gigi satu yang ringan.

Yang masih kurang memuaskan adalah brakeset. Mungkin karena masih baru, masih kurang pakem, dan rotor berdengung kalo direm kuat-kuat. Yaah.. tampaknya untuk brakeset masih harus dites lagi deh. Tapi overall sih PUAS BANGET…!! Si Reyna ini bener2 very worhted to buy deh.. (kalau masih ada yang jual.. hehehe)

#ditulis dan diedit beberapa kali di sela waktu kerja…

Posted in: gowes